Rupiah

Rupiah Melemah di Tengah Penguatan Dolar AS Hari Ini

Rupiah Melemah di Tengah Penguatan Dolar AS Hari Ini
Rupiah Melemah di Tengah Penguatan Dolar AS Hari Ini

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini, dan tercatat berakhir melemah di kisaran Rp16.710–Rp16.760 per dolar AS.

Pelemahan ini menunjukkan tekanan eksternal yang masih dominan dari penguatan dolar AS, meskipun kondisi ekonomi domestik tetap menunjukkan pertumbuhan yang solid.

Sebagai perbandingan, pada perdagangan , rupiah ditutup melemah 9 poin ke level Rp16.717 per dolar AS. Penguatan dolar AS dan sentimen global menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan mata uang Garuda hari ini.

Penguatan Dolar AS Jadi Faktor Utama

Menurut pengamat ekonomi dan komoditas dari PT Traze Andalan Futures, Ibrahim Assuaibi, penguatan dolar AS masih menjadi faktor utama pelemahan rupiah. "Dolar AS terus menguat sejak pekan lalu, setelah The Fed mengatakan pemotongan suku bunga Desember belum pasti,” ujarnya.

Ibrahim menambahkan, meskipun bank sentral AS memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober, langkah tersebut sudah diantisipasi pasar sehingga tidak mampu menahan penguatan dolar. 

Berdasarkan data CME FedWatch, pasar menilai ada peluang 69,8 persen The Fed akan kembali memangkas suku bunga 25 basis poin pada Desember, sedangkan 30,2 persen memperkirakan suku bunga dipertahankan.

Selain itu, ketidakpastian politik di AS turut menambah tekanan terhadap sentimen pasar. Penutupan pemerintahan federal AS telah memasuki minggu keenam, berpotensi menjadi yang terpanjang dalam sejarah. 

Upaya Partai Republik untuk meloloskan undang-undang sementara guna membuka kembali pemerintahan kembali gagal di Senat untuk ke-14 kalinya pada Selasa lalu.

Fokus Pasar pada Data Penggajian AS

Pelaku pasar juga menyoroti data penggajian swasta AS (ADP Nonfarm Employment Change) bulan Oktober sebagai indikator tambahan arah kebijakan moneter The Fed. Data ini diperkirakan akan menunjukkan penambahan 25.000 lapangan kerja, berbalik dari penurunan 32.000 pada laporan sebelumnya.

Data penggajian swasta ini dianggap krusial karena memberikan gambaran awal mengenai kondisi tenaga kerja AS dan potensi inflasi. Implikasinya terhadap suku bunga The Fed membuat investor global waspada, sehingga berdampak pada pergerakan mata uang, termasuk rupiah.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Kuat

Di sisi domestik, rupiah mendapat sentimen positif dari data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Ekonomi Indonesia tumbuh 5,04 persen (YoY) pada kuartal III-2025, menandakan ketahanan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.

Secara quarter to quarter (QtQ), pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 1,43 persen dibanding kuartal II-2025. Sementara secara kumulatif Januari–September 2025, ekonomi nasional tumbuh 5,01 persen (YoY).

Berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB), ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 tercatat sebesar Rp6.060 triliun atas dasar harga berlaku, dan Rp3.444,8 triliun atas dasar harga konstan. Angka ini menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat meski rupiah melemah terhadap dolar AS.

Kesimpulan dan Prospek Nilai Tukar Rupiah

Fluktuasi rupiah hari ini menunjukkan adanya kombinasi faktor global dan domestik. Tekanan dari dolar AS yang menguat dan ketidakpastian politik di Amerika Serikat masih menjadi faktor utama pelemahan, sementara pertumbuhan ekonomi domestik yang solid memberikan bantalan.

Investor disarankan untuk memantau pergerakan nilai tukar dan data ekonomi global, khususnya keputusan suku bunga The Fed dan perkembangan politik AS. Sementara itu, fundamental ekonomi Indonesia tetap mendukung stabilitas jangka panjang rupiah, sehingga peluang koreksi atau penguatan tetap terbuka dalam waktu dekat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index